Pengertian Tabarruj dalam Islam
Tabarruj merupakan perilaku atau tindakan seseorang untuk memamerkan keindahan tubuhnya secara berlebihan. Hal ini tidak hanya terlihat pada perempuan, namun juga pada laki-laki. Tabarruj bisa berupa tindakan, pakaian maupun aksesoris yang dipakai seseorang secara berlebihan sehingga menarik perhatian orang lain dengan cara yang merendahkan nilai diri dan menjurus ke arah perilaku cabul.
Dalam Islam, tindakan tabarruj merupakan perilaku yang tercela. Selain menjurus ke arah perilaku cabul, tabarruj juga dapat menimbulkan fitnah dan fitnah merupakan salah satu dosa yang besar dalam ajaran Islam. Seorang muslim seharusnya mempertahankan harga dirinya dan menjaga batas kesopanan dalam berpakaian dan berperilaku supaya tidak memancing godaan kepada orang lain. Karena tindakan tabarruj dapat memberikan dampak buruk bagi pembuatnya maupun orang yang terkena dampak dari perilaku tersebut.
Namun, tindakan tabarruj tidak selalu berawal dari kesengajaan seseorang untuk memamerkan keindahan tubuhnya. Ada kalanya, tindakan tabarruj dilakukan tanpa disadari, seperti ketika seseorang mengenakan pakaian yang kurang sesuai atau ketika seseorang tidak tahu batas dalam memperlihatkan keanggunan tubuhnya. Oleh karena itu, seorang muslim haruslah memiliki kesadaran akan tindakan tabarruj dan selalu berusaha untuk menjaga batas-batas kesopanan.
Dalam ajaran Islam, seorang perempuan diwajibkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah. Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi, kecuali bagi suami isteri. Aurat bagi perempuan meliputi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Oleh karena itu, perempuan dalam Islam dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang tidak ketat, longgar, dan tidak transparan supaya tidak terlihat lekuk atau bagian tubuhnya yang lain. Sehingga, tidak menimbulkan niat buruk bagi pihak lain yang menghadapi.
Selain memperhatikan busana, seorang muslim juga harus selalu menjaga adab dan sopan santun dalam berbicara dan berperilaku. Seorang muslim diharapkan untuk menjaga dirinya agar tidak terlalu berlebihan dalam memperlihatkan keindahan tubuhnya serta menjaga etika dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga kembali akhlak mulia di dalam dirinya serta menciptakan keharmonisan dalam pergaulan masyarakat.
Menghindari perilaku tabarruj harus dilakukan oleh setiap muslim, karena tindakan tersebut tidak hanya merusak diri sendiri namun juga merusak iman serta mendorong orang lain untuk mengikuti perilaku tersebut. Sebaliknya, seorang muslim yang menjaga sopan santun dalam kehidupannya dan menghindari tindakan tabarruj pasti mendapatkan banyak keuntungan, yaitu mendapatkan keberkahan, kedamaian, dan kehormatan.
Bentuk-bentuk Tabarruj yang Dapat Merusak Akhlak
Tabarruj bisa diterjemahkan sebagai perilaku yang tidak menyenangkan. Di dalam Islam, terdapat aturan aturan dalam berpakaian yang dirancang untuk menjaga kemuliaan tubuh dan terhindar dari tabarruj. Bentuk-bentuk tabarruj yang dapat merusak akhlak sendiri bisa diantaranya sebagai berikut:
1. Busana yang Terlalu Ketat
Busana yang terlalu ketat sangat mencolok dan bisa menimbulkan godaan pada orang lain. Terlebih, bila kamu memakai jenis busana yang menegaskan bentuk tubuhmu secara berlebihan, ini bisa dikategorikan sebagai bentuk tabarruj.
Sebagai muslimah, kita harus memilih busana yang kurang menonjolkan bentuk tubuh. Jangan lupa, namanya muslimah, yaitu wanita muslim yang harus selalu tampil sopan dan menutup aurat. Oleh karena itu, coba hindari busana yang terlalu ketat agar akhlakmu tetap terjaga.
2. Busana Terbuka di Bagian Dada, Punggung, dan Perut
Bentuk tabarruj yanglain adalah ketika mengenakan busana yang terbuka di bagian dada, punggung, dan perut. Terlebih jika busana tersebut menunjukkan bagian tubuh yang tak seharusnya terlihat dan hanya mengejar keindahan. Kebiasaan seperti ini dapat mendatangkan fitnah dan merusak akhlak.
Sebagai seorang muslimah, kita seharusnya membatasi diri dalam pemilihan baju dan menggunakan busana yang tidak menunjukkan bagian tubuh yang seharusnya tertutup serta memilih bahan dan model yang tidak terlalu membuka bagian tubuh.
3. Busana yang Terlalu Pendek
Busana yang terlalu pendek dapat mengungkapkan aurat, dan hal ini bisa menimbulkan fitnah dan melukai hati para lelaki. Banyak dari mereka yang tidak bisa menahan godaan dari perempuan yang mengenakan rok mini.
Sebagai muslimah, kita harus banyak memperhatikan panjang baju yang kita kenakan. Kamu tidak dapat mengikuti tren jika clothing menunjukkan auratmu dan melupakan akhlakmu. Janganlah kamu gunakan busana yang terlalu pendek, agar tidaklah mudah menjadi objek hasutan.
4. Pemakaian Make-Up Berlebihan
Jangan lupa, sebagai wanita muslim, kita melakukan segala sesuatunya agar mendapat ridhoNya. Berhias bukanlah dosa, namun jika kamu menggunakan make-up berlebihan, ini bisa jadi bentuk tabarruj.
Sebagai seorang muslimah, kamu bisa menggunakan make-up secukupnya tanpa harus mengambil cara yang berlebihan. Perlu diingat bahwa pandangan lelaki tidak segan untuk memandang segala sesuatu yangberlebihan, dan yakni tabarruj yang dapat merusak akhlak.
5. Memakai Jewellery Berlebihan
Menggunakan perhiasan yang terlalu banyak dan tidak sesuai dengan keberatan yang dipakai juga dapat dikonsepkan sebagai bentuk tabarruj. Perhiasan yang harganya terlampau mahal namun karena tidak sesuai dengan busana yang dikenakan justru dapat menjadikan tabarruj dalam dirimu.
Sebagai muslimah, kita harus berusaha memperhatikan bagian fashion yang terkait dengan zamannya, tanpa harus menyimpang dari aturan Islam. Perhiasan yang terlalu banyak dan menyolok dapat merusak akhlak yang seharunya terjaga sebagai muslimah.
Itulah bentuk-bentuk tabarruj yang bisa merusak akhlak. Kamu sebagai muslimah harus selalu berusaha memilih busana yang tidak menonjolkan bentuk tubuh, memakai make-up dan perhiasan secukupnya, dan tidak mengumbar aurat. Dengan cara tersebut, kamu bisa menjaga akhlakmu dan menjadi muslimah yang bertakwa.
Dampak Negatif Tabarruj pada Masyarakat dan Lingkungan
Tabarruj adalah sebuah perilaku yang mengekspresikan diri seseorang dengan terlalu berlebihan. Mereka yang melakukan tabarruj sering kali mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau terbuka hingga memperlihatkan aurat. Perilaku ini seringkali dilakukan oleh kaum wanita dengan tujuan untuk menarik perhatian atau tampil lebih menarik di hadapan orang lain.
Namun, penampilan yang berlebihan dan tidak terkontrol ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Berikut ini adalah dampak negatif tabarruj pada masyarakat dan lingkungan sekitar:
1. Menimbulkan Kerusuhan di Masyarakat
Tabarruj sering kali menimbulkan gangguan di tengah masyarakat, terutama di tempat keramaian seperti pasar atau pusat perbelanjaan. Kondisi ini tentu akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar karena akan menimbulkan keributan dan ketidaknyamanan diantara masyarakat.
Bahkan, seringkali terdapat tindakan kekerasan yang terjadi akibat dari perilaku tabarruj yang tidak terkendali. Tentu saja hal ini akan sangat merugikan lingkungan sekitarnya karena akan membahayakan keselamatan dan keamanan orang-orang di sekitar.
2. Membahayakan Kesehatan Tubuh
Perilaku tabarruj yang sering dilakukan dengan mengenakan pakaian yang terlalu ketat akan membahayakan kesehatan tubuh. Pakaian yang terlalu ketat, khususnya pada daerah pinggang dan perut, dapat mengakibatkan perut menjadi terjepit sehingga mengganggu sistem pencernaan.
Terlebih lagi, jumlah udara yang tidak cukup pada bagian tubuh tertentu dapat mengakibatkan tubuh menjadi panas dan tidak nyaman. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada sistem persarafan dan sistem pernapasan.
3. Mengikis Nilai Sosial dan Moral di Masyarakat
Tabarruj yang seringkali dilakukan oleh kaum wanita dengan tujuan untuk menarik perhatian akan mengikis nilai sosial dan moral di masyarakat. Masyrakat menjadi semakin terlena dengan tabarruj sehingga melupakan nilai-nilai penting dalam kehidupan seperti nilai moral dan agama.
Masyarakat juga menjadi mudah terpengaruh dengan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya warisan leluhur. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat menjadi kurang toleran dan dapat mengganggu stabilitas sosial di sekitar lingkungan.
Kesimpulan
Dari sekian banyak dampak negatif tabarruj pada masyarakat dan lingkungan sekitar, maka perlu ada upaya untuk menghindarinya. Masyarakat harus lebih peka dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungan sekitarnya, serta terus menjaga nilai-nilai sosial dan moral yang telah diwariskan leluhur.
Perilaku tabarruj adalah sebuah perilaku yang tidak diperbolehkan dalam agama dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, tabarruj harus dihindari agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Tuntunan Islam dalam Mengatasi Perilaku Tabarruj
Tabarruj merupakan perilaku atau tindakan yang merujuk pada manusia yang mengekspresikan dirinya secara berlebihan dan tidak pantas di muka umum. Perilaku tabarruj ini bisa terjadi terhadap siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Untuk itu, Islam mengajarkan beberapa tuntunan dalam mengatasi perilaku tabarruj tersebut.
1. Berpakaian Sesuai Ajaran Islam
Pakaian merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan diri dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk memakai pakaian yang sesuai dengan aturan di dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits. Muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya dengan menggunakan jilbab dan pakaian yang longgar. Sedangkan, pria harus memakai pakaian yang menutup aurat bagian atas dan bawah.
2. Menghormati Dirinya dan Orang Lain
Sunnah Rasulullah SAW mengajarkan manusia untuk selalu bersikap sopan dan hormat terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini dilakukan agar manusia tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman terhadap cara bersikapnya. Dalam Islam, perilaku tabarruj yang dilakukan oleh seseorang dapat melukai hati orang lain dan menimbulkan masalah sosial.
3. Menjauhi Lingkungan yang Mendorong Perilaku Tabarruj
Lingkungan yang menyokong perilaku tabarruj menyebabkan manusia untuk mengikuti tren atau gaya hidup yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena itu, Islam mengajarkan untuk menghindari lingkungan yang memiliki potensi untuk memicu perilaku tabarruj tersebut. Jika lingkungan sudah memberikan pengaruh yang cukup kuat pada dirinya, maka sebaiknya mengubah lingkungan agar tidak terjerumus pada perilaku tabarruj.
4. Menjaga Akhlak dan Budi Pekerti
Akhlak dan budi pekerti adalah nilai-nilai yang tercermin dalam perilaku sehari-hari manusia, termasuk dalam berpakaian. Sebuah perilaku tabarruj seringkali dihubungkan dengan akhlak buruk dan budi pekerti yang kurang baik. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk selalu menjaga akhlak dan budi pekerti dalam diri seseorang, karena dengan itu seseorang akan bisa mengontrol perilaku tabarruj dan melaksanakan ajaran Islam dengan baik.
5. Bersikap Bertanggung Jawab atas Perbuatan
Setiap manusia bertangung jawab atas perbuatannya sendiri. Salah satu cara untuk mengatasi perilaku tabarruj adalah dengan bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Dalam Islam, orang yang bertanggung jawab akan melakukan sesuatu dengan baik dan tidak semata-mata hanya untuk mengekspresikan diri saja.
Melalui beberapa tuntunan yang Islam ajarkan, perilaku tabarruj yang dilakukan manusia dapat dicegah dengan baik. Dalam Islam, perilaku sosial dan pola hidup yang tidak sesuai dengan aturan di dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits harus dihindari. Dalam menjalani hidup di dunia ini, manusia harus selalu mengingat Allah SWT agar selalu dijaga dari godaan dunia yang bisa menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam perilaku tabarruj.
Menghadapi Tantangan Tabarruj di Era Modernitas
Berbicara mengenai tabarruj, mungkin istilah tersebut masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tabarruj sendiri adalah suatu perilaku ketidakpatuhan (disobedience) terhadap aturan berpakaian yang ditentukan oleh agama Islam. Perilaku tabarruj ini dapat berupa busana yang ketat, transparan, ataupun terbuka, serta pilihan warna pakaian yang mencolok dan berlebihan.
Masalah tabarruj ini bukanlah hal yang baru, bahkan telah berlangsung sejak zaman Rasulullah SAW. Namun, masalah semakin menjadi perhatian tersendiri di era modernitas dengan berkembangnya budaya populer yang tidak lagi memperhatikan etika berpakaian.
Tantangan Menghadapi Tabarruj di Era Modernitas
Tantangan menghadapi tabarruj di era modernitas sangatlah besar, terutama karena perkembangan teknologi dan internet yang memudahkan akses informasi dan budaya lain. Berikut ini adalah beberapa tantangan tabarruj di era modernitas:
1. Tantangan Media Sosial
Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat menjadi media yang efektif untuk menyebarluaskan gaya atau trend berpakaian yang baru. Sayangnya, tidak semua trend tersebut memperhatikan aturan berpakaian dalam agama Islam. Seiring dengan banyaknya akun selebritas dan influencer media sosial, gaya pakaian mereka dapat mempengaruhi cara berpakaian masyarakat secara luas.
2. Tantangan Industri Fashion
Industri fashion dapat menjadi tantangan lain dalam menghadapi tabarruj di era modernitas. Banyak merek-merek fashion yang memberikan pilihan busana yang modis namun rentan dengan perilaku tabarruj, seperti busana yang dipadukan dengan rok mini, celana pendek ataupun atasan transparan.
3. Tantangan Lingkungan Sekolah dan Kantor
Lingkungan sekolah dan kantor menjadi lingkungan sosial yang memfasilitasi atau bahkan mendorong pada pilihan berpakaian tertentu. Sekolah dan kampus yang menganut kebijakan seragam biasa melakukan pengawasan ketat terhadap bentuk seragam mahasiswa atau pelajar yang mengandung unsur tabarruj, namun lingkungan kantor masih dianggap kurang efektif dalam menghadapi tabarruj.
4. Tantangan Kebutuhan Fungsi Pakaian
Berkaitan dengan tantangan industri fashion, kebutuhan fungsi pakaian juga dapat menjadi alasan seseorang memilih pakaian yang tidak sesuai dengan aturan berpakaian agama. Dalam kehidupan nyata, pilihan jenis baju dalam berbagai situasi memang berbeda-beda, namun hal tersebut harus tetap memperhatikan aturan agama.
5. Tantangan Kesadaran Individu
Yang terakhir, kesadaran individu menjadi hal yang paling krusial dalam menghadapi tabarruj di era modernitas. Walaupun budaya populer atau lingkungan sosial seringkali memfasilitasi perilaku tabarruj, seseorang haruslah memahami bahwa agama Islam mengatur aturan berpakaian yang jelas, sesuai dengan kehendak Allah SWT. Kesadaran untuk mematuhi aturan ini tidak hanya sekedar menetapkan standar dalam berpakaian, tetapi juga menunjukkan komitmen dalam menjadikan agama sebagai pedoman hidup.
Menghadapi tantangan tabarruj di era modernitas membutuhkan sebuah kesadaran untuk menjaga etika dan sopan santun dalam berpakaian. Dengan mengembangkan kesadaran ini, diharapkan masyarakat dapat memperkuat nilai-nilai moral dan budaya yang sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia.