Apakah kamu sering mengalami dilema ketika menulis kata mengkritik atau mengritik? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian! Banyak dari kita, terutama yang terjun di dunia jurnalistik atau literatur sering bingung dalam menuliskan kata tersebut. Memangnya benar yang mana? Jangan sampai salah penulisan menghasilkan makna yang berbeda. Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini!
Setelah memahami pengertian, apa sebenarnya penyebab mengapa banyak orang masih bingung apakah kata yang tepat adalah mengkritik atau mengritik? Mari kita jelaskan lebih lanjut.
1. Pengaruh Dialek daerah
Kita tahu bahwa bahasa daerah di Indonesia sangat beragam. Sebagai contoh, di Jawa Tengah kata ‘mengkritik’ sering disebut sebagai ‘mencercar’. Hal ini dapat mempengaruhi cara seseorang menuliskan kata dalam bahasa Indonesia.
2. Ketidaktahuan Aturan Ejaan
Banyak orang tidak tahu atau mungkin juga tidak memahami aturan ejaan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Padahal, pengetahuan tentang ejaan yang benar sangatlah penting sebagai pelengkap kemampuan komunikasi seseorang.
3. Pengaruh Slang atau Bahasa Gaul
Slangs dan bahasa gaul sering digunakan dalam percakapan sehari-hari terutama di dalam kelompok teman sebaya. Tidak jarang, slangs dan bahasa gaul tersebut masuk ke dalam tulisan mereka, termasuk dalam pemilihan kata seperti antara ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’.
4. Kesalahan Menyalin/Menyadur
Jaman sekarang, informasi sangat mudah didapatkan di internet. Tak jarang ada orang yang menyalin atau menyadur tulisan orang lain tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut. Hasilnya, kesalahan dalam penulisan kata seperti ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’ terkadang muncul sebagai hasil dari ketidak-profesional-an dalam menyalin tulisan orang lain.
5. Pengaruh Kelas Sosial dan Pendidikan
Tingkat pendidikan dan kedudukan dalam masyarakat juga dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan kata yang tepat. Kita sering melihat bahwa orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan aturan ejaan, sedangkan orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung cenderung menggunakan bahasa yang lebih santai.
6. Pengaruh Media Massa
Media massa juga mempengaruhi penggunaan kata dalam percakapan sehari-hari. Terutama media-media sosial. Bagaimana orang berbicara di media sosial dapat mempengaruhi cara mereka menulis dalam bahasa Indonesia.
7. Penyebab yang Bersifat Kebiasaan
Seseorang mungkin terbiasa dengan satu cara penulisan selama bertahun-tahun. Sifat kebiasaan ini dapat membuat seseorang terus menerus salah dalam memilih kata yang tepat antara ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’.
8. Kurangnya Perhatian Terhadap Ejaan
Terkadang kurangnya perhatian terhadap ejaan membuat seseorang tidak merasa kesalahan dalam penulisan kata ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’ sebagai kesalahan yang serius.
9. Ketidakpedulian Terhadap Bahasa Indonesia
Ketidakpedulian terhadap kebahasaan kita sendiri sebagai bangsa dapat membuat seseorang tidak merasa perlu untuk memperbaiki kesalahan penulisan seperti antara ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’.
10. Pengaruh Bahasa Asing
Banyaknya bahasa asing yang masuk ke dalam pergaulan kita mempengaruhi seseorang dalam memilih kata yang tepat. Misalnya, kata ‘criticize’ dalam bahasa Inggris yang artinya adalah mengkritik, namun bisa ditulis ‘criticise’ dalam bahasa Inggris UK, membawa pengaruh pada penulisan kata ‘mengritik’ dalam bahasa Indonesia.
Demikianlah 10 subheading mengenai penyebab banyak orang masih bingung dalam penulisan kata yang tepat antara ‘mengkritik’ atau ‘mengritik’. Tidak adanya peraturan yang menetapkan kata yang benar sebenarnya membuat kita bingung dalam menentukan pilihan kata yang tepat. Namun, sebuah kebenaran yang pasti adalah, perlu untuk memperhatikan aturan ejaan dan pedoman penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia untuk kesuksesan dalam komunikasi bahasa.
Perbedaan Arti Mengkritik dan Mengritik
Seringkali, orang menggunakan kedua istilah ini dengan cara yang sama. Padahal, ada perbedaan yang signifikan dalam makna keduanya.
1. Mengkritik
Ketika seseorang mengkritik, biasanya dia berbicara tentang kelemahan atau kekurangan dari sesuatu atau seseorang. Namun, kritik ini seringkali dibarengi dengan solusi atau saran untuk memperbaiki hal tersebut. Dalam bahasa Inggris, kritik sering diberi label “constructive criticism” karena bertujuan untuk membantu dan memperbaiki.
2. Mengritik
Sedangkan mengritik, memiliki konotasi yang lebih negatif. Kritik yang tidak konstruktif sering dianggap mengritik, yang lebih cenderung mencela atau mengecam tanpa menyertakan solusi atau saran pemecahan yang membangun.
3. Mengkritik atau Mengritik
Jadi, sebenarnya keduanya benar. Namun, cara pengucapannya memilih “mengkritik” atau “mengritik” tergantung pada tujuan dan konotasi yang ingin disampaikan.
Cara Menulis yang Benar
4. Ejaan yang Tepat
Penulisan kritik atau rtik di akhir kata tergantung pada ejaan asli kata tersebut. Jika ada huruf r di bagian akhir kata asli, maka kata kritik ditulis dengan huruf r. Sedangkan jika tidak ada, maka ditulis dengan huruf rtik. Contohnya, dari kata “etik” menjadi “etikrtik”.
5. Perhatikan Konteks
Ketika menulis, pastikan untuk memperhatikan konteks dan tujuan penulisan. Jika kritik yang dituliskan dimaksudkan untuk membangun, maka gunakan kata kritik. Namun, jika lebih mengarah pada cemoohan, gunakan kata mengritik.
6. Pemilihan Kata
Selain itu, pemilihan kata yang tepat juga sangat penting. Gunakan kata yang lebih neutral dan tidak menyerang, seperti meminta saran atau memberikan saran. Hindari kata-kata yang terdengar cemoohan atau merendahkan.
Contoh Kalimat yang Benar
7. Kalimat Mengkritik yang Benar
Salah satu contoh kalimat yang benar bisa berupa, “Saya kira, ada beberapa hal yang dapat ditingkatkan dalam produk ini. Namun, saya juga menemukan kelebihan yang patut diacungi jempol.”
8. Kalimat Mengritik yang Salah
Namun, jika kalimat yang dituliskan seperti, “Produk ini tidak ada yang bagus sama sekali. Jangan membelinya karena hanya akan membuang-buang uangmu.”, itu jelas merupakan kalimat yang lebih mengritik.
Mengkritik dalam Kehidupan Sehari-hari
9. Mengkritik dalam Pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari, kritik tentu saja penting untuk pertumbuhan dan perkembangan diri. Kritik yang konstruktif akan meningkatkan kemampuan berefleksi dan berpikir kritis. Dalam konteks pendidikan, siswa dapat belajar dari kritik guru untuk meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik.
10. Mengkritik dalam Dunia Kerja
Dalam dunia kerja, kritik juga sangat diperlukan. Kritik yang dibangun secara konstruktif dan disampaikan dengan sopan, baik secara lisan atau tulisan, akan membantu karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Namun, kritik yang “menyerang” dapat berdampak buruk pada hubungan kerja dan produktivitas karyawan.
Perbedaan Arti Kata Mengkritik dan Mengritik
Terkadang, kita seringkali bingung antara kata “mengkritik” dan “mengritik”. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda. Apa perbedaannya? Mari kita simak penjelasannya dibawah ini.
Mengkritik | Mengritik |
---|---|
Membangun | Menghancurkan |
Memberikan kritik yang membangun dengan tujuan memperbaiki | Memberikan komentar yang meruntuhkan suatu hal atau membuat orang merasa tersinggung |
Seperti yang terlihat pada table di atas, kata “mengkritik” memiliki arti yang lebih positif dibandingkan dengan kata “mengritik”. Mengkritik lebih menekankan pada memberikan kritik yang membangun dengan tujuan memperbaiki seseorang atau sesuatu. Sementara itu, kata “mengritik” dapat diartikan sebagai memberikan komentar yang meruntuhkan suatu hal atau membuat orang merasa tersinggung.
Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan kata “mengritik”. Sebaiknya, gunakan kata “mengkritik” ketika ingin memberikan kritik agar lebih sopan dan bertujuan untuk membangun orang yang dikritik.
Tips Memberikan Kritik yang Membangun
Memberikan kritik memang tidak mudah. Namun, terkadang kritik sangat diperlukan untuk memperbaiki sesuatu. Berikut tips memberikan kritik yang membantu membangun:
- Ketahui tujuan memberikan kritik
- Jangan bersikap defensif
- Pakai kalimat positif
- Fokus pada perilaku, bukan pada orangnya
- Berikan solusi
Sebelum memberikan kritik, pastikan tujuan kritik sudah jelas. Kritik yang diberikan harus bertujuan memperbaiki, bukan membuat orang merasa sedih atau tersinggung.
Toh, kritik juga merupakan sebuah umpan balik yang membantu kita untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, jangan langsung bersikap defensif saat menerima kritik. Dengarkan dengan baik dan diskusikan bersama
Gunakan kalimat positif saat memberikan kritik. Misalnya, “Saya melihat kamu sudah melakukan usaha terbaik, namun ada beberapa hal yang bisa kamu perbaiki lagi”. Dengan ini, tantangan untuk memperbaiki akan terasa lebih menyenangkan.
Ketika memberikan kritik, fokus pada perilaku yang perlu diperbaiki dan hindari menyerang karakter orang tersebut. Sehingga, mereka lebih terbuka dalam menerima kritik yang diberikan.
Setelah memberikan kritik, jangan sampai berhenti di situ saja. Berikan solusi dan tawarkan bantuan untuk membantu memperbaiki hal tersebut. Dengan begitu, orang yang dikritik akan merasa terbantu dan lebih semangat untuk memperbaiki dirinya.
Jika kita dapat memberikan kritik dengan cara yang sopan dan membantu membangun, maka orang yang dikritik akan lebih terbuka dalam menerima kritik dan bersama-sama memperbaiki diri. Namun, tetap ingat, perhatikan pilihannya apakah Mengkritik atau Mengritik?
Belajar menulis kritis dengan benar dapat membantu meningkatkan kemampuan mengekspresikan pendapat, seperti yang dijelaskan dalam artikel mengkritik atau mengritik.
Sampai Jumpa Lagi di Artikel Berikutnya!
Itu dia, teman-teman, pembahasan mengenai mengkritik atau mengritik, penulisan yang benar adalah? Sebagai pembelajar, tentunya kita harus selalu mencari informasi terupdate mengenai bahasa Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu menambah wawasan kalian semua ya! Jangan lupa untuk terus berkunjung ke situs ini untuk membaca artikel menarik lainnya. Salam literasi!