Tujuan Pengawetan Bahan Makanan Adalah apa?
1. Memperpanjang Umur Simpan Makanan
Salah satu tujuan pengawetan bahan makanan adalah untuk memperpanjang umur simpan makanan. Dalam beberapa situasi, mungkin tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi makanan yang segera dikonsumsi, misalnya pada saat bencana alam atau dalam perjalanan yang panjang. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengawetan bahan makanan untuk menghambat kerusakan makanan dan memperpanjang umur simpan makanan tersebut.
Bakteri, jamur, dan virus dapat tumbuh pada makanan yang telah kadaluwarsa atau tidak disimpan dengan benar. Kehadiran mikroorganisme ini dapat menghasilkan kerusakan fisik dan kimia pada struktur makanan, memungkinkan makanan dimakan oleh hama, dan menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsinya.
Memperpanjang umur simpan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode pengawetan seperti pengeringan, pengasapan, pembekuan, penyimpanan dalam kemasan aseptik atau pengawetan dengan bahan kimia. Bahan pengawet yang ditambahkan ke dalam makanan harus aman dan tidak menyebabkan efek samping yang merugikan bagi kesehatan konsumen. Hal ini dikonfirmasi oleh otoritas pengawasan pangan di setiap negara.
Pada umumnya, pengawetan makanan dengan menggunakan bahan kimia akan membuat makanan bertahan lebih lama daripada cara pengawetan lainnya. Pengawetan dengan bahan kimia harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang disetujui. Kekhawatiran tentang penggunaan bahan kimia sebagai pengawet juga telah mendorong para produsen untuk mencari alternatif lain yang lebih alami dan aman, seperti pengolahan panas atau pengemasan vakum.
Upaya untuk memperpanjang umur simpan makanan bertujuan untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan makanan. Jika makanan tidak rusak, maka produsen tidak perlu membuang makanan terlalu cepat dan konsumen dapat membeli makanan dengan umur simpan yang lebih lama tanpa khawatir tentang waktu kedaluwarsa. Di sisi lain, jika makanan mudah rusak dan harus dibuang dengan cepat, hal ini akan menyebabkan kerugian bagi produsen dan pembeli.
Pengawetan Kimia
Pengawetan bahan makanan dengan menggunakan metode kimia dilakukan dengan menambahkan senyawa kimia seperti nitrat, nitrit, sulfat, dan salsilat. Tujuan utama dari pengawetan kimia adalah untuk mengurangi pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang dapat merusak makanan. Selain itu, penggunaan senyawa kimia yang tepat dapat membantu menjaga rasa, aroma, dan warna asli dari bahan makanan yang diawetkan.
Pengawetan kimia umumnya dilakukan pada makanan yang memiliki rentang umur simpan yang pendek, seperti daging olahan, ikan, dan produk susu.
Pengawetan Fisik
Pengawetan bahan makanan dengan metode fisik dilakukan dengan cara memanaskan, membekukan, atau mengeringkan makanan. Cara ini cukup efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroba lainnya pada bahan makanan.
Pengawetan fisik sering dilakukan pada makanan yang memiliki kadar air yang tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan daging. Beberapa contoh pengawetan fisik adalah pengeringan buah-buahan dan sayuran, pembekuan daging dan ikan, serta pemanasan makanan seperti pada produk kemasan seperti saus tomat dan kacang-kacangan.
Pengawetan Biologis
Pengawetan bahan makanan dengan metode biologis dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme atau enzim untuk mengubah kandungan kimia dari bahan makanan. Proses ini memiliki keunggulan karena ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan. Pengawetan biologis dilakukan pada berbagai produk makanan seperti sari buah-buahan, keju, dan yogurt.
Contoh pengawetan biologis adalah fermentasi, yang banyak dilakukan pada bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan, atau produk susu. Proses fermentasi mengubah gula pada makanan menjadi asam organik, alkohol, atau gas karbon dioksida. Hal ini membantu menekan pertumbuhan mikroba lain yang dapat merusak makanan.
Bahan Pengawet yang Aman dan Tidak Aman
Bahan pengawet adalah senyawa kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menjaga kualitas dan daya tahan produk makanan tersebut. Ada beberapa bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi, namun ada juga yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa bahan pengawet yang aman dan tidak aman:
1. Bahan Pengawet Aman
Bahan pengawet yang aman adalah bahan pengawet yang telah dinyatakan aman oleh lembaga pengawas kesehatan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
a. Garam (natrium klorida)
Garam merupakan bahan pengawet alami yang telah digunakan sejak lama untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh bakteri dan jamur yang menyebabkan kerusakan pada makanan.
b. Cuka (asam asetat)
Cuka juga merupakan bahan pengawet alami yang digunakan untuk menjaga kualitas dan daya tahan makanan. Asam asetat dalam cuka dapat membunuh bakteri dan jamur pada makanan.
c. Vitamin C (asam askorbat)
Vitamin C dapat digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang mengandung lemak, seperti sosis dan daging olahan. Vitamin C dapat mencegah oksidasi lemak yang dapat menyebabkan kerusakan pada makanan.
2. Bahan Pengawet Tidak Aman
Bahan pengawet yang tidak aman adalah bahan pengawet yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
a. Formalin
Formalin adalah bahan pengawet yang dilarang digunakan dalam makanan oleh BPOM karena dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, seperti hati, ginjal, dan paru-paru jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
b. Boraks
Boraks adalah bahan pengawet yang juga dilarang digunakan dalam makanan oleh BPOM karena dapat menyebabkan keracunan dan gangguan kesehatan seperti gangguan reproduksi serta kerusakan pada hati dan ginjal.
c. Natrium Nitrit
Natrium nitrit sering digunakan sebagai bahan pengawet pada daging olahan, seperti sosis dan ham. Meskipun masih diperbolehkan oleh BPOM dalam jumlah tertentu, natrium nitrit dapat menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Perlu diingat bahwa penggunaan bahan pengawet pada makanan harus disesuaikan dengan peruntukannya dan harus memperhatikan tingkat keamanan bahan tersebut. Kita juga perlu cermat dalam memilih produk makanan dan membaca label kandungan dari produk tersebut untuk memastikan keamanan dan kualitasnya.
Pengaruh Pengawetan Terhadap Kandungan Nutrisi Makanan
Pengawetan bahan makanan sangat penting dalam menjaga kualitas dan keamanan makanan. Namun, pengawetan juga dapat memengaruhi kandungan nutrisi pada makanan. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pengawetan yang tidak merusak atau bahkan dapat mempertahankan kandungan nutrisi pada makanan.
Beberapa pengaruh pengawetan terhadap kandungan nutrisi makanan antara lain:
1. Kerusakan Vitamin
Vitamin merupakan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk menjaga kesehatan. Namun, pengawetan menggunakan suhu tinggi atau pengawet kimia dapat merusak vitamin pada makanan. Misalnya, vitamin C pada buah-buahan akan rusak jika dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu yang lama. Hal ini juga terjadi pada beberapa jenis sayuran seperti brokoli atau bayam yang mengandung vitamin yang mudah rusak pada suhu tinggi.
2. Pengurangan Mineral
Mineral seperti kalsium, magnesium, dan zat besi diperlukan oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil namun esensial. Beberapa metode pengawetan seperti pemasakan, pengeringan dan pengolahan makanan dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam makanan. Sebagai contoh, proses pengolahan pada beras putih dapat mengurangi kadar mineral yang terkandung dalam beras.
3. Kehilangan Antioksidan
Antioksidan seperti beta-karoten, vitamin E, dan selenium sangat penting dalam mencegah kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh manusia. Salah satu penyebab kerusakan jaringan yang paling umum di sebabkan oleh radikal bebas. bebas di produksi oleh tubuh dan juga di dapat dari makanan. Metode pengawetan yang agresif dapat menyebabkan kehilangan antioksidan dalam makanan.
4. Kehilangan Serat Makanan
Serat makanan sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah berbagai penyakit seperti kanker usus. Namun, beberapa metode pengawetan seperti pengolahan dan pengeringan dapat mengurangi kandungan serat makanan dalam makanan. Sebagai contohnya, buah-buahan yang diolah menjadi jus kehilangan serat dan nutrisi lainnya.
Maka dari itu, penggunaan pengawetan harus dipilih dengan hati-hati sehingga dapat mempertahankan kandungan nutrisi pada makanan. Pengawetan dengan suhu rendah seperti pengolahan beku atau vakum dapat membantu mempertahankan kandungan nutrisi makanan. Selain itu, penggunaan bahan pengawet alami seperti garam, cuka, dan asam askorbat lebih aman dan tidak berbahaya bagi tubuh.
Kelebihan dan Kekurangan Pengawetan Bahan Makanan
Pengawetan bahan makanan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah memperpanjang masa simpan sehingga bahan makanan tidak cepat rusak dan dapat dikonsumsi dalam waktu yang lebih lama. Selain itu, pengawetan juga mengurangi kerugian ekonomi karena bahan makanan yang tidak terawetkan menjadi cepat rusak dan tidak dapat dijual lagi.
Namun, di sisi lain, penggunaan pengawet dalam bahan makanan memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah menurunkan rasa dan aroma makanan yang seharusnya alami. Pengawet juga dapat menyebabkan alergi pada orang yang sensitif terhadap zat tertentu yang terkandung dalam pengawet tertentu.
Selain itu, penggunaan pengawet yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia misalnya memicu terjadinya penyakit tertentu seperti kanker, sakit kepala, dan masalah ginjal. Bahkan, pengawet juga mampu merusak lingkungan karena bahan kimia yang digunakan dalam pengawetan dapat mencemari lingkungan sekitar dan mengganggu ekosistem.
Apa Saja Jenis-Jenis Pengawet dalam Bahan Makanan?
Ada beberapa jenis pengawet yang umum digunakan dalam bahan makanan. Setiap pengawet memiliki kelebihan dan kekurangannya serta dosis yang diperbolehkan dalam makanan. Beberapa jenis pengawet di antaranya adalah:
1. Nitrit
2. Nitrat
3. Sulfat
4. Asam Sorbat
5. Asam Benzoat
6. Kalium Sorbat
7. Besi Oksida
8. Natrium Nitrit
9. Asam Askorbat
10. Asam Askorbat + Nitrat
11. Vitamin E
Semua jenis pengawet di atas digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk memperpanjang masa simpan bahan makanan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan agar tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.
Bagaimana Cara Mengurangi Penggunaan Pengawet dalam Bahan Makanan?
Untuk mengurangi penggunaan pengawet dalam bahan makanan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, di antaranya:
1. Menggunakan bahan alami yang memiliki kandungan antioksidan alami seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah. Selain dapat menghilangkan kebutuhan akan pengawet buatan, bahan-bahan alami ini juga mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh.
2. Mengikuti aturan penggunaan pengawet dari Departemen Kesehatan setempat. Departemen Kesehatan memiliki aturan yang ketat terkait penggunaan pengawet dalam bahan makanan dan minuman. Maka dari itu, penting bagi produsen makanan untuk mengikuti aturan ini agar bahan makanan yang dihasilkan tidak merugikan konsumen.
3. Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung pengawet. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung pengawet dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu. Oleh karena itu, batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung pengawet sesuai dengan anjuran dokter dan ahli gizi.
Bagaimana Untuk Menjamin Kualitas Bahan Makanan Setelah diawetkan?
Meskipun proses pengawetan telah dilakukan, sebaiknya Anda tetap memperhatikan kualitas dan kebersihan bahan makanan yang telah diawetkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Menjaga bahan makanan di lemari pendingin atau tempat yang cocok untuk menjaga kualitas bahan makanan tetap terjaga.
2. Memperhatikan tanggal kadaluwarsa untuk menghindari konsumsi makanan yang telah kadaluarsa.
3. Pastikan bahan makanan yang akan diawetkan dalam kondisi segar dan bersih. Hindari pengawetan pada bahan makanan yang sudah tercemar atau rusak.
4. Gunakan pengawet dengan dosis yang tepat sesuai dengan jenis bahan makanan yang diawetkan.
5. Setelah diawetkan, pastikan bahan makanan dicuci atau diolah sebelum dikonsumsi agar sisa pengawet yang tertinggal dapat dihilangkan.
Kesimpulan
Pengawetan bahan makanan dapat memberikan manfaat bagi manusia seperti memperpanjang masa simpan. Namun, juga memiliki kekurangan jika tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dosis dan jenis pengawet yang digunakan agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, dengan memperhatikan kualitas dan kebersihan bahan makanan yang diawetkan, Anda dapat mencegah risiko penyakit yang dapat timbul dari konsumsi bahan makanan yang telah diawetkan.