Manajemen Sumberdaya Perikanan di Perairan Universitas Sumatera Utara

Konsep dan Prinsip Manajemen Sumberdaya Perikanan

Manajemen sumberdaya perikanan adalah salah satu bagian dari manajemen sumberdaya alam yang banyak dibicarakan dalam dekade terakhir. Manajemen sumberdaya perikanan ini pada dasarnya mengelola sumberdaya perairan (laut, sungai, danau) yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.

Kegiatan perikanan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan pengusaha perikanan, namun jika tidak dikelola dengan baik, kegiatan ini akan menyebabkan kerusakan ekosistem yang semakin parah. Untuk itulah diperlukan suatu manajemen yang baik dalam pengelolaan sumberdaya perikanan agar terjamin keberlanjutan sumberdaya tersebut.

Konsep Manajemen Sumberdaya Perikanan

Konsep manajemen sumberdaya perikanan melibatkan penggunaan sumber daya perikanan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Konsep ini berkaitan dengan pemikiran bahwa sumberdaya perikanan bukanlah sumber daya yang tak terbatas, tetapi terbatas dan harus dikelola agar dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi generasi yang akan datang.

Konsep manajemen sumberdaya perikanan melibatkan tiga aspek yang saling terkait, yaitu:

  • Sosial. Aspek sosial menyangkut keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Ini melibatkan nilai-nilai, norma-norma, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemahaman serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya tersebut.
  • Ekonomi. Aspek ekonomi menyangkut efisiensi dalam penggunaan sumberdaya perikanan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Efisiensi ini mencakup cara-cara memanfaatkan sumberdaya perairan secara ekonomis untuk menghasilkan manfaat yang paling menarik bagi masyarakat.
  • Ekologi. Aspek ekologi menyangkut keseimbangan ekosistem perairan dan lingkungan sekitarnya dengan mempertahankan ketersediaan dan kelangsungan hidup spesies perikanan di dalamnya.

Selain itu, konsep manajemen sumberdaya perikanan meliputi pemahaman tentang kepekaan lingkungan, kelangsungan hidup ekosistem perikanan, dan pengaruh manusia pada lingkungan tersebut.

Prinsip Manajemen Sumberdaya Perikanan

Prinsip manajemen sumberdaya perikanan adalah panduan dasar dalam menjalankan manajemen sumberdaya perikanan. Prinsip ini disusun untuk memastikan bahwa pengelolaan sumber daya perikanan dilakukan secara terencana, efektif dan efisien, serta berkelanjutan. Ada 4 prinsip dalam manajemen sumberdaya perikanan, yaitu:

  • Pemantauan dan evaluasi. Prinsip ini menekankan pentingnya memantau dan mengevaluasi keberhasilan pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkala. Hal ini dilakukan agar dapat memperbaiki kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan ke depan.
  • Pengendalian produksi dan kegiatan perikanan. Prinsip ini menekankan pentingnya mengendalikan produksi dan kegiatan perikanan agar dapat mempertahankan keberlangsungan sumber daya perikanan.
  • Keterlibatan masyarakat. Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam aktivitas pengelolaan sumberdaya perikanan. Ini penting agar masyarakat dapat menjaga dan merawat sumber daya perikanan secara bersama-sama.
  • Perlindungan terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem perairan. Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem perikanan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya perikanan yang ada di dalamnya.

Dalam pelaksanaannya, manajemen sumber daya perikanan memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait, baik pemerintah, pengusaha perikanan, akademisi, maupun masyarakat umum. Praktik manajemen sumberdaya perikanan yang baik akan melindungi sumber daya perikanan dan mengoptimalkannya untuk kesejahteraan manusia.

Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perairan di USU

Sumberdaya perairan merupakan aset penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya perairan harus dilakukan secara benar dan berkelanjutan untuk menjaga kelestariannya. Universitas Sumatera Utara (USU) memahami pentingnya pengelolaan sumberdaya perairan, maka dari itu ia mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola sumberdaya perairan di kampusnya. Berikut adalah beberapa strategi pengelolaan sumberdaya perairan di USU yang dapat diupayakan:

1. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Pengelolaan sumberdaya perairan di kampus USU dimulai dengan perencanaan yang matang. Perencanaan dapat dilakukan dengan menyusun rencana pengelolaan sumberdaya perairan yang mencakup berbagai aspek, seperti lokasi sumberdaya perairan, jenis sumberdaya perairan, volume sumberdaya perairan, dan lain sebagainya. Dengan melakukan perencanaan yang matang, pengelolaan sumberdaya perairan akan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

2. Pemantauan Kondisi Perairan

Untuk menjaga keberlangsungan sumberdaya perairan di kampus USU, maka dilakukan pemantauan kondisi perairan secara berkala. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan biota perairan yang ada di dalamnya. Pemantauan dilakukan dengan cara mengambil sampel air dan biota perairan, kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan zat-zat yang terkandung di dalam air dan keberadaan biota di dalamnya. Dengan melakukan pemantauan ini, maka dapat diketahui dan diambil tindakan apabila terjadi penurunan kualitas air dan menurunnya keberadaan biota perairan.

Sebagai bagian dari pemantauan kondisi perairan, USU juga memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada pihak yang melakukan pemantauan. Pihak yang melakukan pemantauan dianjurkan untuk menggunakan perlengkapan pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan agar terhindar dari bahan-bahan berbahaya di dalam air.

3. Penanaman Ikan

Penanaman ikan merupakan upaya untuk mempertahankan keberadaan biota perairan. Di kampus USU seringkali dilakukan aksi tanam ikan untuk mengisi perairan yang kosong. Penanaman ikan dilakukan secara periodik dengan melibatkan mahasiswa dan staf pengelola. Pilihannya beragam, ada gabus, lele, nila, mujair, gurame, dan ikan hias.

4. Kampanye Pengelolaan Sumberdaya Perairan

USU sadar akan pentingnya edukasi tentang pengelolaan sumberdaya perairan. Oleh karena itu, USU melakukan kampanye pengelolaan sumberdaya perairan, salah satu caranya adalah dengan mengadakan talkshow atau penyuluhan. Kampanye ini bertujuan agar murid dapat mengetahui cara mengelola sumberdaya perairan yang baik dan benar.

Demikianlah beberapa strategi pengelolaan sumberdaya perairan di kampus USU yang dapat diupayakan. Diharapkan dengan pengelolaan yang baik dan benar, sumberdaya perairan dapat terjaga dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Isu-Isu Lingkungan yang Terkait dengan Perikanan

Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya perikanan yang melimpah. Namun, sumber daya perikanan ini tidak bisa disalahgunakan atau diambil secara sembarangan tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Ada beberapa isu lingkungan yang terkait dengan perikanan yang perlu diwaspadai dan diatasi dengan tegas, antara lain:

1. Overfishing atau Penangkapan Ikan yang Berlebihan

Overfishing atau penangkapan ikan yang berlebihan adalah isu lingkungan yang paling sering terjadi di Indonesia. Keserakahan manusia dalam mengambil sumber daya ikan membuat jumlah ikan yang tertangkap semakin berkurang dari waktu ke waktu. Overfishing menjadi masalah yang besar karena jika ini dibiarkan terus menerus, maka ikan yang ada di laut pun akan semakin sedikit atau bahkan bisa punah secara perlahan-lahan.

Untuk mengatasi isu overfishing ini, maka diperlukan aturan yang jelas dalam penangkapan ikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penangkapan ikan secara berlebihan dan membatasi jumlah ikan yang bisa ditangkap. Pemerintah juga bisa memberikan sanksi keras bagi para pelaku penangkapan ikan yang melanggar aturan. Selain itu, juga perlu dilakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga sumber daya perikanan agar dapat terpelihara dan dapat dinikmati secara berkelanjutan.

Gambar 1. Contoh jenis ikan yang sering menjadi target penangkapan ikan secara berlebihan, seperti ikan tuna.

2. Kerusakan Habitat Laut

Lingkungan laut yang rusak akan berdampak pada banyak masalah di bidang perikanan. Hal ini menyebabkan habitat ikan rusak dan membuat ikan tidak lagi betah di dalam habitatnya. Kerusakan habitat laut ini bisa terjadi karena banyak faktor, seperti pencemaran air laut, alih fungsi lahan pesisir, serta pembuangan bahan kimia dan limbah industri di laut.

Untuk meminimalisir kerusakan habitat laut, maka diperlukan kampanye untuk mengurangi pencemaran, menanam kembali mangrove sebagai sumber daya alam yang penting bagi kelangsungan hidup biota laut, serta mendorong pemerintah untuk mengatur penggunaan lahan pesisir demi menjaga lingkungan yang lebih sehat. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan laut yang baik sehingga dapat mendukung kehidupan biota laut dan kelangsungan hidup perikanan.

Gambar 2. Penanaman kembali mangrove dapat membantu mengurangi kerusakan habitat laut.

3. Pembuangan Limbah

Pembuangan limbah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tercemarnya laut dan kerusakan habitat ikan dan biota laut lainnya. Pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan prosedur bisa menyebabkan pencemaran air laut dan mengancam sumber daya ikan. Hal ini tidak hanya mempengaruhi sumber pendapatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada keselamatan dan kesehatan manusia yang mengonsumsi ikan atau biota laut lainnya.

Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan pengawasan yang ketat dari pemerintah terhadap pembuangan limbah. Selain itu, juga dibutuhkan kampanye yang gencar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengusaha terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan laut dan berpartisipasi aktif dalam penyediaan fasilitas pengolahan dan pembuangan limbah yang aman dan sesuai.

Gambar 3. Plastik merupakan salah satu jenis sampah yang sering dibuang ke laut dan sangat membahayakan biota laut, termasuk ikan.

Itulah beberapa isu lingkungan yang terkait dengan perikanan yang perlu diwaspadai dan diatasi. Selain itu, perlu diingat bahwa sumber daya perikanan yang ada di Indonesia harus dikelola dengan baik dan lestari agar tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Kita semua harus berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan perikanan serta melindungi lingkungan laut kita.

Penggunaan Teknologi untuk Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Berbagai teknologi telah diterapkan untuk pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia, termasuk di daerah Universitas Sumatera Utara (USU). Penggunaan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tangkapan ikan, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem perairan.

1. Penggunaan Jaringan Nirkabel (Wireless Sensor Networks/WNS) untuk Memonitor Kondisi Air

Penggunaan jaringan nirkabel (WNS) bisa meningkatkan efisiensi dalam mengumpulkan data dan memonitor kondisi air pada tambak maupun perairan alami. Dengan WNS, para nelayan dapat memperoleh data tentang suhu air, keadaan oksigen tersebar di seluruh perairan dan kondisi lingkungan lainnya secara mudah dan harian.

2. Penggunaan RFID untuk Tracking Ikan

Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi yang memungkinkan untuk melacak ikan-ikan di perairan. RFID bekerja dengan menyematkan microchip kepada ikan yang ditangkap. Hal ini sangat bermanfaat bagi pengelola perikanan, karena mereka dapat melacak pergerakan ikan dari waktu ke waktu.

Teknologi RFID bukan hanya memudahkan para nelayan dalam tracking ikan, namun juga berguna untuk mendapatkan informasi tentang populasinya. Dari data yang diperoleh, dapat diaudit bagaimana masyarakat merebut ikan dari perairan.

3. Penggunaan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk Analisis Data Perikanan

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (GIS) juga merupakan teknologi penting dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Dengan menggunakan GIS, para pengelola perairan dapat membuat gambaran detail tentang populasi ikan serta kondisi perairan yang dapat mempengaruhi aktivitas perikanan.

4. Penggunaan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) untuk Survey Perairan

Autonomous Underwater Vehicle (AUV) merupakan teknologi canggih yang sangat berguna dalam pengumpulan data tentang perairan yang sulit dijangkau. AUV mampu melakukan survey pada kedalaman perairan yang tidak mampu dijangkau oleh manusia, menjadikannya lebih akurat dan detail.

Sama seperti jaring nirkabel dan RFID, AUV juga mempermudah pengambilan data tentang ikan dan lingkungan perairan yang menjadi habitat ikan.

5. Penggunaan Teknologi Remote Sensing untuk Memonitor Perairan

Teknologi Remote Sensing berguna untuk memonitori perairan baik secara real-time ataupun pada interval waktu tertentu. Pengindraan jarak jauh berupa gambar yang diperoleh dari pengukuran gelombang elektromagnetik ini dapat berguna untuk melihat tumbuhan water hyacinth yang mengancam daerah perairan, mengecek polutan, dan membantu memeriksa kawasan perairan yang akan digunakan oleh manusia dan ikan untuk kepentingan produktifnya.

Dalam pengelolaan sumber daya perikanan, penggunaan teknologi sangat penting. Teknologi yang tepat dan efektif dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem perairan, yang mana hal tersebut terjadi di daerah Universitas Sumatera Utara (USU).

Leave a Comment