Tips Mengatur Semua Kebutuhan Sekolah Anak

Persiapan Anak Sekolah – Setiap orang selalu ingin dan berharap untuk anaknya menjadi orang yang cerdas untuk memperoleh masa depan yang gemilang. Berbagai upaya dan investasi dilakukan sejak dini demi kelangsungan berkembang kembang si kecil nantinya. Pre-School pun mulai banyak diminati para orang bau tanah sebab dianggap mampu mencetak anak berprestasi.

Psikolog anak, Dr. Rose Mini AP, Mpsi atau yang populer dengan panggilan bunda Romi menyebutkan bahwa IQ anak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni nature (genetik) dan nurture (stimulasi) seperti bermain, musik, bahasa, dan yang lain.

Menurutnya, 80% otak anak berkembang sejak masa kandungan hingga umur 3 tahun. “Bahkan umur 1-3 tahu , anak dapat menyerap 13 juta kata, asalkan si anak menerima rangsangan dan stimulasi,” ujar bunda Romi.

Tips Persiapkan Anak Sekolah

Melihat tren yang meningkat di kelompok orang tua dikala ini, yaitu berlomba-kontes memasukkan anaknya ke pre-school, acap kali menjadi dilema bagi beberapa orang tua yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya sedini mungkin.

Menjadi Ibu Yang Kreatif

Namun ternyata, memasukkan anak ke pre-school bukan jalan satu-satunya mencetak anak berilmu. Seorang anak dapat merasakan situasi pre-school di dalam rumah, asalkan sang ibu kreatif.

“Nggak ada sekolah buat orang tua. Orang tua harus kreatif dan banyak mencari info ihwal berkembang kembang anak. Orang tua mesti mau sukar, jangan menganggap memasukkan anak ke pre-school mampu meringankan tangung jawabnya, alasannya bisa ancaman,” tegas bunda Romi.

Menurutnya, bahaya memasukkan anak ke preschool yakni sewaktu orang tua menjadi lepas tangan. Selain itu bila sistem yang dipraktekkan di sekolah tidak sama dengan sistem di rumah, anak bisa resah.

“Contohnya jika orang tua memasukkan anaknya ke sekolah Islami dengan disiplin yang ketat, tetapi di rumahnya tidak diterapkan, sama saja bohong,” ucapnya.

“Boleh saja memasukkan anak ke pre-school sejak batita, asalkan tidak membuat anak jenuh. Usahakan mereka lebih banyak bermain, sebab dengan bermain informasi akan lebih cepat masuk ke otak ,”anjuran bunda Romi.

Sebuah penelitian menandakan bahwa orang renta yang melatih anak dengan bermain, maka info yang masuk dapat meraih 80%. Namun bila dipaksa, informasi tidak akan masuk karena seperti ada tirai yang menghalanginya masuk.

“Pada dasarnya bagi belum dewasa, bermain merupakan cara mencar ilmu yang paling alami serta mampu membuatkan seluruh aspek perkembangan anak,” terang bunda Romi.

Untuk ibu yang mendidik anaknya di rumah, mampu memakai cara-cara kreatif yang menstimulasi si anak. “Cari alat stimulasi yang mudah. Misalnya, menstimulasi suara – bunyian dari perlengkapan beling, atau memakai jari-jari tangan untuk berkomunikasi dengan cara unik, lucu dan menarik bagi anak,” tambahnya.

Jika Anda tertarik memasukkan anak ke pre-school, ini dia tipsnya menentukan preschool yang tepat :

1. Pilih sekolah (pre-school) yang dapat mengoptimalkan anak.
2. Jangan paksakan anak untuk mencar ilmu, cobalah mencari aneka macam permainan yang diubahsuaikan dengan gaya berpikirnya.
3. Cari pre-shool yang gurunya tidak keluar masuk, alasannya adalah anak perlu attachement atau kedekatan untuk tumbuh-kembangnya.
4. Harus yang banyak kegiatan motorik kasarnya (jalan, lari, dll).
5. Ada acara outdoornya (50:50), jangan eksklusif akademis.
6. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah atau guru untuk mengetahui pertumbuhan anak di sekolah.

Dalam potensi tersebut, Maudy Koesnaedi yang hadir sebagai nara sumber sekaligus moderator pun mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya mengajarkan bahasa ajaib pada anak semenjak balita.

“Para ibu cenderung menghendaki anaknya bisa menguasai beberapa bahasa dengan cara memasukkan si kecil ke preschool yang proses belajarnya memakai beberapa bahasa, bekerjsama baguskah hal mirip itu?” tanya Maudy.

Menurut bunda Romi, memang banyak orang tua yang ngerasa anaknya keren kalau ngomong bahasa aneh. ‘Nggak ada yang ngelarang, tetapi yang jadi problem yakni sewaktu anak resah bahasa apa yang dipakainya nanti sehari-hari,” ucap bunda Romi.

Selain itu, orang renta sering kali tidak mengamati apakah si kecil sudah siap atau belum jikalau si kecil disekolahkan di daerah yang proses belajarnya menggunakan beberapa bahasa. Untuk itu, kemampuan bahasa anak pun perlu dites dan diperhitungkan lagi.

“Amati berapa kata yang dapat ia serap tiap harinya. Pertimbangkan juga keperluan keluarga dan anak sebelum menggunakan bilingual, apakah sering digunakan atau tidak bahasa abnormal tersebut di rumah,” terang bunda Romi.

Yang terpenting ialah mengajarkan bahasa ibu dahulu, baru bahasa sehari-hari. “Walaupun suami saya orang Belanda, tapi saya mengajarkan bahasa Indonesia dahulu, gres sesudah dia siap belajar bahasa ajaib, saya ajarkan,” ujar Maudy yang ketika ini sudah setahun menyekolahkan anaknya di pre-school Planet Kids.

Nah, para orang renta, sebelum Anda menitipkan anak pada satu sekolah, tidak ada salahnya melaksanakan school shopping untuk melihat sejauh mana kecocokan visi misi serta kurikulum pre-school itu dengan kepribadian si anak.

“Tapi kalau sang ibu inovatif dan punya banyak waktu untuk menstimulasi pertumbuhan anak di rumah, ngapain dimasukin preschool?” ucap bunda Romi.

Semoga informasi ini bermanfaat, terima kasih.

Leave a Comment